Bayu Ardi Isnanto – detikNews
Sabtu, 21 Apr 2018 17:04 WIB
Semarang – Serangan demi serangan diluncurkan pasangan calon (paslon) Sudirman Said-Ida Fauziyah kepada Ganjar Pranowo-Taj Yasin dalam Debat Cagu Jateng kemarin. Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Agus Riewanto menilai hal itu wajar dilakukan oleh lawan petahana.
“Wajar kalau newcomer menyerang. Cara yang paling mudah memang menyerang. Pertanyaannya, apakah yang diserang merasa terserang, itu soal lain,” ujar Agus saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/4/2018).
Namun menurutnya serangan Sudirman-Ida kemarin masih kurang berbekal data. Seperti dilihat dalam debat, Sudirman-Ida menyerang soal kartu tani, angka kemiskinan, hingga pelayanan e-KTP.
“Penyerang yg baik itu berdasarkan data. Cara komunikasi Pak Sudirman Said kurang kuat di level data. Ketika kurang, maka lawan akan gampang bertahan,” kata Agus.
Dia menilai Ganjar Pranowo seringkali mudah untuk menanggapi serangan lawan. Bahkan ketika membalikkan jawaban, Sudirman tidak memiliki senjata cadangan untuk menyerang Ganjar.
“Pak Ganjar kemarin kan pandai berkelit, meliuk-liuk seperti itu. Saat Pak Ganjar menjawab, sudah tidak punya data lagi kan Pak Sudirman?” ujarnya.
Lebih lanjut, debat antarpaslon Pilgub Jateng dinilai tidak begitu berpengaruh dengan elektabilitas mereka di mata publik. Sebab, tingkat melek informasi mereka cenderung rendah.
“Berbeda dengan DKI yang mayoritas perkotaan. Kalau di Jateng, masyarakat belum bisa membaca debat sebagai sebuah pilihan,” ungkapnya. (sip/sip)