Solo – Jalan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan rekomendasi menjadi calon Wali Kota Solo dari PDIP dinilai semakin lebar. Pertemuan Presiden Joko Widodo, yang juga ayah Gibran, dan Wali Kota sekaligus Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo dinilai sebagai titik kunci.
Apalagi, setelah pertemuan dua tokoh itu, DPC PDIP Solo diundang untuk melakukan konsolidasi internal oleh DPP PDIP. Hal itu disampaikan pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto.
Agus menilai pertemuan Jokowi-Rudy adalah representasi dari proses kompromi DPP dengan DPC. Meski bukan pengurus DPP, Jokowi dinilai lebih mampu berkompromi dengan Rudy, yang notabene kawan lama.
“Pertemuan itu pastinya mencari jalan tengah kepentingan DPP dengan DPC. Dan tampaknya keduanya sudah mulai cair. Gibran kemungkinan besar akan mendapatkan rekomendasi,” kata Agus saat dihubungi detikcom, Rabu (5/2/2020).
Jika Gibran terpilih, yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya ialah menentukan wakilnya. Sosok wakil ini harus berasal dari kelompok DPC PDIP Solo yang bisa diterima semua pihak.
“Bisa jadi wakilnya Achmad Purnomo atau Teguh Prakosa atau bahkan di luar itu. Misalnya Ketua DPRD Solo Budi Prasetyo. Bisa saja win-win solution-nya nanti Pak Teguh menggantikan sebagai Ketua DPRD,” katanya.
Dia juga memandang bahwa pemanggilan DPC Solo ke kantor DPP pada Senin (3/2) merupakan hal yang luar biasa. Adanya perbedaan pendapat di kalangan internal DPC PDIP dianggap membahayakan soliditas partai.
“Saya kira PDIP tidak akan melakukan itu untuk daerah lain. DPP mungkin menganggap sikap tegas Pak Rudy yang kukuh mendukung Purnomo-Teguh akan membahayakan. Karena Pak Rudy sampai tidak datang rakernas, tidak mendampingi Presiden,” katanya.
Selain itu, Pilkada Solo dianggap begitu penting bagi PDIP untuk menentukan Pemilu 2024. Sosok Gibran menunjukkan simbol regenerasi PDIP yang siap memberi perubahan pada 2024.
“Bagaimanapun, PDIP memang harus membuka kesempatan bagi anak muda agar ada regenerasi. Walaupun sebenarnya pemilihan Gibran ini kurang sehat, karena ada unsur dinasti politik. Namun tidak ada pilihan lain, karena di Solo yang paling kuat Gibran,” ujar dia.