TRIBUNNEWS.COM – Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan setelah mendapat rekomendasi untuk bertarung di Pilkada 2020.
Gibran telah mengantongi restu dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, menjadi calon Wali Kota Solo.
Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, memberikan pandangannya terkait majunya Gibran di kancah politik lokal ini.
Menurut Agus, sejak awal pencalonan Gibran, sudah tidak mengagetkan lagi bila dirinya akan mendapat rekomendasi.
“Dari awal banyak orang berpikir, rekomendasi dari PDI-P pastilah Gibran,” tutur Agus kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Sabtu (18/7/2020).
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, dinamika politik di Kota Solo sudah didominasi oleh PDI-P.
Tercatat, dalam perjalanan sejarah Pilkada Solo sejak 2005 hingga 2015, selalu dimenangkan oleh pasangan yang diusung PDI-P.
“Artinya siapa saja yang diusung PDI-P untuk maju di Pilkada Solo, besar kemungkinan dia menjadi pemenang.”
“Jadi tidak tergantung dengan tokoh sebenarnya. Tidak Gibran pun, dari PDIP besar kemungkinan menjadi pemenang,” papar Ahli Hukum Tata Negara ini.
Terlebih, hasil pemilu sejak 2019 lalu, PDI-P selalu mendapat kursi mayoritas di DPRD Solo.
Bahkan dari 45 kursi yang ada, PDI-P memboyong 30 kursi di antaranya.
Oleh sebab itu, pasangan yang diusulkan oleh PDI-P ini, bisa dipastikan lolos menjadi wakil rakyat.
Isu Dinasti Politik Jokowi
Sementara itu, Agus mewajarkan terkait isu yang melekat dari pencalonan Gibran sebagai Calon Wali Kota.
Yakni mengenai dinasti politik yang mulai dibangun oleh sang presiden.
“Itu fenomena yang agak sulit dihindari.”
“Karena kenyataannya memang dinasti itu bukan praktik yang dilarang di dalam sistem politik,” terang Dosen Fakultas Hukum UNS ini.
Oleh sebab itu, Agus menuturkan, harapan publik terhadap sosok Gibran menjadi semakin besar.
Terutama jika proses pengkaderan Gibran menjadi tokoh politik lokal, berhasil tanpa ‘memanfaatkan’ nama besar ayahnya.
“Tentu publik berharap Gibran tidak memanfaatkan nama besar ayahnya, tetapi dia menjadi dirinya sendiri.”
“Supaya kalau nanti dia menang akan dicatat sejarah.”
“Dia adalah calon pemuda yang memang berkeringat dengan strategi dan kemampuannya sendiri,” tutur Agus.
Gibran mendapat rekomendasi dari Megawati
Sebelumnya diberitakan, Gibran Rakabuming Raka, resmi menjadi calon Wali Kota Solo 2020.
Hal itu diumumumkan di Kantor DPP PDIP Jawa Tengah di Semarang, Jumat (17/7/2020).
Gibran pun diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan mewakili wilayah Indonesia bagian barat.
“Saya bersyukur dan berterima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Umum Ibu Megawati atas rekomendasi yang diamanahkan kepada saya untuk menjadi calon Wali Solo Surakarta,” ujar Gibran, dikutip dari Kanal YouTube Kompas TV.
“Rekomendasi ini bagi saya suatu kehormatan sekaligus tanggung jawab untuk memenangkan Pilkada 2020,” tambahnya.
Adapun, Gibran berujar akan segera berkoordinasi dengan Teguh Prakosa yang mendampingi dirinya sebagai Wakil Wali Kota.
Gibran juga mengungkapkan terima kasih kepada Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.
Pasalnya, dua sosok tersebut dinilai telah membantunya mendapatkan mandat rekomendasi.
“Izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada Pak Rudy dan Pak Bambang yang membantu saya dalam berproses hingga mendapat rekomendasi,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Inza Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jadi Calon Wali Kota Solo, Pengamat: Publik Berharap Gibran Tak Manfaatkan Nama Besar Ayahnya, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/07/18/jadi-calon-wali-kota-solo-pengamat-publik-berharap-gibran-tak-manfaatkan-nama-besar-ayahnya?page=3.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati