Sejumlah Petinggi Partai Merapat ke Gibran, Dosen Hukum Tata Negara UNS: Ingin Dekat

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor Khairina SOLO, KOMPAS.com – Sejumlah petinggi partai politik belakangan mendatangi Kota Solo untuk bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Selain bersilaturahmi, kedatangan mereka diketahui juga membahas tentang politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada 2024 mendatang. Sejumlah petinggi partai yang datang ke Solo itu di antaranya adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.

Dosen Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Agus Riewanto mengatakan kedatangan petinggi parpol ke Solo adalah untuk dekat dengan Gibran. “Dalam pengertian kenal secara personal karena selama ini Gibran tidak pernah ke ruang politik. Tidak merupakan tokoh kunci di masyarakat,” kata Agus saat dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (29/3/2021). Setelah putra sulung Presiden Jokowi terpilih menjadi Wali Kota Solo, lanjut Agus, posisi Gibran dianggap setara dengan para elit parpol, sehingga Gibran memiliki pengaruh politik secara umum.

Karena itu, ungkap Agus para petinggi parpol ingin mendekat dengan Gibran. “Paling tidak Gibran ini dianggap sebagai patron baru menjelang politik ke depan. Karena mau tidak mau siapa pun yang berpotensi memperoleh perhatian publik atau elektabilitas partainya sendiri di Pemilu 2024 mau tidak mau harus mendekat tokoh yang hari ini menjadi perhatian publik yaitu Gibran,” ungkap dia. Selain itu, Agus mengungkap, Gibran merupakan anak presiden. Siapapun yang ingin mendekati presiden harus mendekati orang yang paling dekat dengan presiden. “Orang yang paling dekat dengan presiden yaitu Gibran. Dia bukan sekadar anak ideologi PDI-P, tapi juga ideologisnya seorang presiden. Jadi kalau mau mendekati presiden ya harus dekat dengan anaknya,” tutur dia.

Agus mengatakan ini menjadi kesempatan para elit parpol untuk menunjukkan loyalitas pada rezim yang berkuasa saat ini. “Bagian dari koalisi mereka sebagian besar adalah koalisi PDI-P. Cara menunjukkan loyalitasnya tentu ingin membantu baik diminta atau tidak kepada Gibran supaya dapat melaksanakan visi misinya bahwa Solo akan menjadi kota yang melompat,” terang dia. Agus juga mengungkapkan, Gibran akan dapat mengukir kesuksesan seperti ayahnya, Presiden Jokowi dengan caranya sendiri. “Kalau dilihat dari kultur politik ada kemungkinan itu ya. Karena tipologi pemilih masyarakat kita tidak jauh berbeda. Perubahannya tidak signifikan di era Pak Jokowi dengan era hari ini,” ungkap dia. “Ada kemungkinan Gibran ini akan memiliki kesempatan yang hampir sama dengan ayahnya. Walaupun dalam praktik politik dan ketatanegaraan banyak tempat menunjukkan momentum khusus itu tidak akan terulang. Jadi tidak bisa juga model yang digunakan Jokowi digunakan Gibran. Prosesnya itu ada tapi caranya berbeda tidak sama cara yang digunakan Jokowi dengan Gibran,” sambung Agus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Sejumlah Petinggi Partai Merapat ke Gibran, Dosen Hukum Tata Negara UNS: Ingin Dekat”, Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/03/29/195545978/sejumlah-petinggi-partai-merapat-ke-gibran-dosen-hukum-tata-negara-uns?page=2.
Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani
Editor : Khairina

About admin

Check Also

Pengamat: Komunikasi media sosial tingkatkan elektabilitas Kaesang

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (tengah) didampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu (keempat kanan) menjawab pertanyaan …

Tim Hukum PDIP Nilai Keterangan Ahli KPU Lemah

Pimpinan tim PDI Gayus Lumbuun di Gedung PTUN, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (2/4). Foto: Aristo/JPNN.com …

Pengamat: Ada 2 Alasan Pembangunan Solo Tetap Berlanjut, meski Gibran Mundur

Candra Septian Bantara , Ahmad Mufid AryonoJumat, 19 Juli 2024 – 17:31 WIB SOLOPOS.COM – Pengamat politik …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *