Pakar UNS Beberkan Perppu Cipta Kerja Cegah Kekosongan Hukum Hadapi Resesi

Resesi akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan publik. Bahkan, Pakar Hukum Tata Negara di UNS, Agus Riewanto menyatakan bahwa keberadaan peraturan pemerintah

Sabtu, 28 Januari 2023 – 02:45 WIB

Reporter : Tim TvOne, Achyar Editor : Aqmarul

Jakarta, tvOnenews.com – Resesi akhir-akhir ini menjadi sebuah perbincangan publik. Bahkan, Pakar Hukum Tata Negara di UNS, Agus Riewanto menyatakan bahwa keberadaan peraturan pemerintah pengganti Undang-undang nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker) diperlukan untuk mengisi kekosongan hukum.

Tak hanya itu saja, dilansir dari Antara, Riewanto pada webinar nasional Moya Institute bersama Narada Center dan ITB-Ahmad Dahlan bertajuk Perppu Cipta Kerja dan Antisipasi Resesi Global, menyebutkan, dalam perspektif hukum tata negara, lebih baik pemerintah berjalan meski aturannya salah ketimbang tidak ada aturan.

Sebelumnya, dia sebutkan, UU Ciptaker dinyatakan Mahkamah Konstitusi inkonstitusional bersyarat pada 2021 dan harus diperbaiki hingga 2 tahun ke depan.  Pada akhir 2022, dia sebutkan, Presiden Joko Widodo mengesahkan Perppu Ciptaker tersebut demi menghadapi resesi global.

Menurut Riewanto, putusan inkonstitusional bersyarat itu berarti UU Ciptaker bermasalah pada cara pembuatannya saja. Namun substansinya tetap dianggap perlu. Tanpa Perppu Ciptaker, dia menyebutkan, pemerintah justru dapat dianggap menyalahgunakan kekuasaan karena bekerja tanpa dasar hukum.

“Perppu itu untuk memberikan kepastian pemerintah bisa bekerja berdasarkan hukum. Kalau tidak ada maka abuse of power,” katanya.

Tak sampai di situ saja, pendapat senada dilontarkan Rektor ITB Ahmad Dahlan Mukhaer Pakkanna.

Dia mengungkapkan, secara substansi, Perppu Ciptaker yang diterbitkan Jokowi punya tujuan yang sama dengan UU Ciptaker. Yakni, memperluas lapangan kerja, mengurangi pengangguran, serta terutama menyasar masuknya investasi.

Mukhaer berpendapat bahwa definisi “kegentingan memaksa” yang menjadi landasan diterbitkannya Perppu dapat ditentukan oleh Joko Widodo sebagai subjektivitas presiden.

Hal ini didukung oleh hasil riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bahwa tingkat kepuasan kinerja presiden untuk mengatasi ancaman resesi global, salah satunya lewat Perppu Ciptaker, mencapai 60 persen.

“Berdasarkan survei, tingkat kepercayaan publik terhadap kemampuan Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi masih terbilang tinggi, mencapai 75 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas.

Survei yang sama juga menemukan bahwa dari 22 persen responden yang mengetahui penerbitan Perppu Ciptaker dan ancaman resesi global, sebanyak 51 persen di antaranya setuju kehadiran regulasi tersebut. (ant/aag)

Artikel ini sudah tayang di tvonenews.com pada hari Sabtu, 28 Januari 2023 – 02:45 WIB
Judul Artikel : Pakar UNS Beberkan Perppu Cipta Kerja Cegah Kekosongan Hukum Hadapi Resesi
Link Artikel : https://www.tvonenews.com/berita/97060-pakar-uns-beberkan-perppu-cipta-kerja-cegah-kekosongan-hukum-hadapi-resesi?page=2
Oleh : Reporter : Tim TvOne, Achyar Editor : Aqmarul

About admin

Check Also

Pengamat: Komunikasi media sosial tingkatkan elektabilitas Kaesang

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (tengah) didampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu (keempat kanan) menjawab pertanyaan …

Tim Hukum PDIP Nilai Keterangan Ahli KPU Lemah

Pimpinan tim PDI Gayus Lumbuun di Gedung PTUN, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (2/4). Foto: Aristo/JPNN.com …

Pengamat: Ada 2 Alasan Pembangunan Solo Tetap Berlanjut, meski Gibran Mundur

Candra Septian Bantara , Ahmad Mufid AryonoJumat, 19 Juli 2024 – 17:31 WIB SOLOPOS.COM – Pengamat politik …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *