Abdillah M. Marzuqi l 29/1/2024 23:04
PAKAR hukum tata negara dan pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Agus Riewanto mengatakan, Jawa Tengah adalah rumah dari PDIP. Kunjungan intensif Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pendukung paslon Prabowo-Gibran ke Jawa Tengah dianggap bentuk kekhawatiran mereka
“Saya menduga apa yang dilakukan karena kekhawatiran yang sangat dalam dan kuat 02. Karena kalau saya lihat apa yang dilakukan PDIP di jateng kandang banteng jauh lebih rapi, lebih tertata, lebih terstruktur, lebih ideologis, jadi tidak sporadis.” kata Agus dihubungi, Senin (29/01).
Dalam dua bulan terakhir ini, Presiden Jokowi kerap melakukan kunjungan kerja di Jawa Tengah membawa program-program pemerintah. Menurut Agus, apa yang dilakukan Presiden Jokowi, ‘ilmunya’ dari PDIP.
“Menurut saya, gerakan apapun yang dilakukan Pak Jokowi, kelompok PDIP tahu, karena dulu ilmunya sama, mau diterapkan sama Pak Jokowi, tetapi kan ilmu itu dari merah,“ imbuh Agus.
Jadi apa yang dia lakukan sekarang, seperti napak tilas ketika dia masih menjadi kader setia PDIP. “Nah, sekarang, Pak Jokowi kader partai yang tidak jelas dimana, begitu juga Gibran, yang dimainkan mereka populisme, kemudian kekuatan pengaruh kekuasaan, pengaruh presiden, birokrasi, aparatur, ini yang dimainkan ketimbang ideologis yang digunakan PDIP,” jelas Agus
Ideologi PDIP mengakar di Jawa Tengah. Namun ada celah bagi pemilih muda, Gen Z. Mereka mereka ini yang disebut suaranya diincar oleh paslon 02 lewat sosok Gibran. Namun Agus melihat, PDIP sudah punya strategi
“Saya melihat, kelompok ini juga tidak lepas dari garapan PDIP, yang mereka membuat berbagai macam kekuatan politik dan kegiatan yang memperkuat jaringan mereka,” tandas Agus.
Agenda Politik Elektoral
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa. Ia menilai renteran aktivitas Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah – DIY sulit untuk dipahami sekadar tugas negara dan agenda kerja presiden.
Pasalnya, Jateng merupakan basis massa dari pendukung kubu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. “Tidak logis, apalagi itu adalah basis-basis yang menurut saya adalah lawan politik dari calon tertentu, misalnya 02, katakanlah seperti itu,” terang Herry.
Seperti diketahui, Jawa Tengah menjadi basis elektoral dari Ganjar-Mahfud MD yang berlawanan dengan pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Herry menilai kehadiran Jokowi di kandang banteng akan berpengaruh pada preferensi politik masyarakat di Jateng. “Saya rasa bakal akan mempengaruhi setidak-tidaknya preferensi politik di sana. Termasuk ketika kita berbicara peta politik yang hari ini secara politik dikuasai oleh PDIP,” terangnya.
Apalagi, menurut Herry, Jateng merupakan tempat kelahiran dari calon presiden yang didukung PDIP yakni Ganjar Pranowo. “Di sana, dari wilayah tersebut, juga muncul capres yang diusung PDIP,” sambungnya.
Sebab itu, Herry mengungkapkan kehadiran Jokowi di Jawa Tengah bisa mengusik stabilitas kandang banteng. “Artinya akan sedikit mengganggu stabilitas elektoral dari partai maupun figur yang diusung PDIP, yakni Ganjar-Mahfud,” pungkasnya. (RO/Z-7)